Misoprostol yang efektif digunakan untuk mencegah penyakit mag dan ulkus lambung belakangan ini semakin banyak disalahgunakan untuk aborsi ilegal, kata pegiat Perkumpulan Keluarga Berencana Indonesia (PKBI) Jawa Tengah Prof dr Untung Praptohardjo, SpOGK di Semarang.
Guru Besar Ilmu Kandungan Fakultas Kedokteran Undip Semarang itu menjelaskan, obat dengan merek "Cytotec" yang diproduksi Searle Pfizer berisi kandungan misoprostol dan diindikasikan untuk mengobati mag serta dilarang keras (kontraindikasi) digunakan untuk perempuan hamil, perempuan yang sedang merencakan hamil, dan ibu yang menyusui.
Penggunaan misoprostol ini, menurut mantan Ketua PKBI Jateng ini juga harus dengan resep dokter meski dilihat dari harganya per butir sangat murah,yaitu 31000/butir
"Saya sebagai dokter kandungan sangat prihatin dengan kondisi penyalahgunaan misoprostol ini untuk aborsi," kata Untung.
"Saya sebagai dokter kandungan sangat prihatin dengan kondisi penyalahgunaan misoprostol ini untuk aborsi," kata Untung.
Sebelumnya diberitakan seorang dokter melakukan praktik aborsi ilegal yang dalam mengakuannya telah "melayani" hampir 1.000 pasien yang ingin menggugurkan kandungan. Dalam pengakuannya kepada polisi, dokter Kokok yang melakukan praktik aborsi itu, menggunakan obat "Cytotec" untuk mempercepat proses pengguguran.Untung menegaskan, meski berdasarkan literatur "Cytotec" belum dimasukkan dalam daftar obat untuk kehamilan, sudah lama obat ini dipergunakan untuk kepentingan tersebut."Namun yang dipakai bukan khasiat obat, melainkan efek sampingnya, yang sudah ditegaskan bahwa obat tersebut dilarang untuk wanita hamil," katanya.
Ia menjelaskan, kegunaan "cytotec" di bidang obstertik antara lain untuk induksi persalinan, supaya wanita hamil berkontraksi. Hal ini misalnya dipakai pada serotinus (kehamilan lebih dari 42 minggu) dan belum ada tanda-tanda kelahiran."Dalam kondisi seperti itu perlu dipacu (induksi) sehingga terjadi persalinan, karena bila kehamilan telah tua, bayinya dapat meninggal," katanya.Selain itu, digunakan untuk ibu hamil yang menderita diabetes mellitus. Dalam kondisi seperti ini, persalinan dibuat pada kehamilan 38-39 minggu, sebab kalau ditunggu sampai aterm (sampai keluar), ditakutkan anak besar dan terjadi kesulitan persalinan."Cytotec" yang oleh dr Untung disebut obat "Sapu Jagad" itu juga bisa digunakan untuk ibu hamil dengan penyakit preeklamis.
Tekanan darah tinggi dikhawatirkan makin tua kehamilan tekanan darah makin tinggi.Fungsi lain obat itu digunakan pada ibu hamil yang anaknya meninggal dalam kandungan, apalagi kalau bayi itu belum genap bulan, juga digunakan ibu yang mengandung bayi yang cacat, misalnya hydrocephalus, dan lainnya."Cytotec" juga bisa melunakkan portio, dengan memasukkan obat ini ke dalam vagina maka portio yang terkena obat ini akan menjadi lembut sehingga apa yang ada di dalamnya bisa keluar.Namun dr Untung menegaskan, produsen mesoprostol sampai sekarang belum mengetahui berapa persis dosis yang diberikan untuk keperluan persalinan tersebut, karena dalam brosur di dalam kemasan disebutkan larangan wanita hamil dan menyusui mengonsumsi "cytotec"."Tetapi yang terjadi justru khasiat obat ini malah dikenal untuk oborsi, padahal 'cytotec' adalah obat mag," katanya.