Pemeriksaan Hitung Trombosit metode Amonium oxalat

0 komentar
Pemeriksaan Hitung Trombosit metode  Amonium oxalat

Tujuan :
untuk menghitung jumlah trombosit dalam darah

Prinsip kerja :
darah di encerkan dan di cat dengan larutan  Amonium oxalat lalu di hitung jumlah tombosit dalam volume pengenceran tertentu

Yang mana amonium oxalat akan melisiskan sel selain trombosit, jadi pada saat pemeriksaan yang terlihat hanyalah trombosit saja

Alat :
pipet thoma
kamar hitung (improved neubaure)
dek glass/cover glass
counter tally
mikroskop

Bahan pemeriksaan :
darah yang telah di beri antikoagulan / EDTA

Reagen :
larutan Amonium oxalat

Cara kerja :

  • hisaplah darah dengan pipet thoma eritrosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
  • hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
  • lau hisaplah larutan  Amonium oxalat samapai tanda 101 (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung udara)
  • lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan larutan  Amonium oxalat homogen
  • letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover glass (supaya kaca penutup mudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)
  • lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes
  • tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan diamkan sebentar
  • kemudian trombosit di hitung dengan mikroskop dengan cara menghitung jumlah trombosit pada seluruh lapangan pandang eritrosit dan hasil di kalikan 2000
Nilai normal :
150.000 - 400.000 / mm3

Perhitungan :
= Trombosit yang di temukan x 2000
Read More >>

Pemeriksaan Hitung Jumlah Leukosit

0 komentar

Tujuan :
Untuk menghitung  jumlah leukosit dalam darah

Prinsip kerja :
darah yang telah di encerkan lalu di hitung jumlah leukosit dalam volume pengenceran tertentu dengan cara mengalikan terhadap faktor perhitungan jumlah leukosit dan di peroleh jumlah leukosit dalam satuan volume darah

Alat :
pipet thoma leukosit
kamar hitung (improved neubaure)
dek glass/cover glass
counter tally
tissue
mikroskop

Bahan pemeriksaan :
darah yang telah di beri EDTA

Reagen :
larutan turk

Cara kerja :

  • hisaplah darah dengan pipet thoma leukosit sampai tanda garis tanda 0,5 tepat
  • hapuslah kelebihan darah yang melekat pada bagian luar pipet
  • lau hisaplah larutan turk samapai tanda 11 (hati - hati jangan sampai terjadi gelembung udara)
  • lalu kedua ujung pipet di tutup dengan menggunakan jari lalu kocok sampai darah dan larutan turk homogen
  • letakkan kamar hitung (improved neubaure) dan kaca penutungnya / cover glass (supaya kaca penutupmudah lengket pada bagian kedua tunggul di basahi dengan sedikit air)
  • lalu ambil pipet thoma tadi dan kocok kembalai, lalu buang kira - kira 3 - 4 tetes
  • tetesan selanjutnya di masukkan kedalam kamar hitung (improved neubaure) dan diamkan sebentar
  • kemudian leukosit di hitung dalam 4 bidang besar dengan perbesaran lensa objektif 10x dan 40x untuk memperjelas
Nilai normal :
4000 - 11.000 / ul darah

Perhitungan :
          20                = 50
 4 x 1 nm x 0,1 mn

= 50 x Jumlah leukosit yang di temukan  = ........ / ul darah

(kuliahanaliskesehatan.blogspot.com)
Read More >>

Pemeriksaan Widal Test

0 komentar
Pemeriksaan Widal berguna untuk mendeteksi adanya antibodi yang spesifik terhadap antigen Salmonella (kuman penyebab tifus). Pemeriksaan Widal dapat memberikan hasil negatif sampai 30% dari sampel biakan positif penyakit tifus, sehingga hasil tes Widal negatif bukan berarti dapat dipastikan tidak terjadi infeksi. Oleh karenanya, pemeriksaan tunggal penyakit tifus dengan tes Widal kurang baik. (prodia.co.id)

Suatu jenis Pemeriksaan Serologi.
Uji widal positif artinya ada zat anti (antibodi) terhadap kuman Salmonella, menunjukkan bahwa seseorang pernah kontak/terinfeksi dengan kuman Salmonella tipe tertentu.

Beberapa hal yang sering disalahartikan :
1. Pemeriksaan widal positif dianggap ada kuman dalam tubuh, hal ini pengertian yang salah. Uji widal hanya menunjukkan adanya antibodi terhadap kuman Salmonella.
2. Pemeriksaan widal yang diulang setelah pengobatan dan menunjukkan hasil positif dianggap masih menderita tifus, ini juga pengertian yang salah.
Setelah seseorang menderita tifus dan mendapat pengobatan, hasil uji widal tetap positif untuk waktu yang lama sehingga uji widal tidak dapat digunakan sebagai acuan untuk menyatakan kesembuhan.

Hasil ulang pemeriksaan widal positif setelah mendapat pengobatan tifus, bukan indikasi untuk mengulang pengobatan bilamana tidak lagi didapatkan gejala yang sesuai.

Hasil uji negatif dianggap tidak menderita tifus :
Uji widal umumnya menunjukkan hasil positif 5 hari atau lebih setelah infeksi. Karena itu bila infeksi baru berlangsung beberapa hari, sering kali hasilnya masih negatif dan baru akan positif bilamana pemeriksaan diulang. Dengan demikian,hasil uji widal negatif,terutama pada beberapa hari pertama demam belum dapat menyingkirkan kemungkinan tifus.

Untuk menentukan seseorang menderita demam tifoid :
1. Tetap harus didasarkan adanya gejala yang sesuai dengan penyakit tifus.
2. Uji widal hanya sebagai pemeriksaan yang menunjang diagnosis.
Seorang tanpa gejala,dgn uji widal positif tidak dapat dikatakan menderita tifus.

Memang terdapat kesulitan dalam interpretasi hasil uji widal karena kita tinggal di daerah endemik,yang mana sebagian besar populasi sehat juga pernah kontak atau terinfeksi, sehingga menunjukkan hasil uji widal positif. Hasil survei pada orang sehat di Jakarta pada 2006 menunjukkan hasil uji widal positif pada 78% populasi orang dewasa. Untuk itu perlu kecermatan dan kehatihatian dalam interpretasi hasil pemeriksaan widal.

PENILAIAN


Titer widal biasanya angka kelipatan : 1/32 , 1/64 , 1/160 , 1/320 , 1/640.
- Peningkatan titer uji Widal 4 x (selama 2-3 minggu) : dinyatakan (+).
- Titer 1/160 : masih dilihat dulu dalam 1 minggu kedepan, apakah ada kenaikan titer. Jika ada, maka dinyatakan (+).
- Jika 1 x pemeriksaan langsung 1/320 atau 1/640, langsung dinyatakan (+) pada pasien dengan gejala klinis khas.

Uji Widal didasarkan pada :

- Antigen O ( somatic / badan )
- Antigen H ( flagel/semacam ekor sebagai alat gerak )

Jika masuk ke dalam tubuh kita, maka timbul reaksi antigen-antibodi.

ANTIBODI terhadap Antigen O : setelah 6 sampai 8 hari dari awal penyakit.
Antigen H : 10-12 hari dari awal penyakit.

Uji ini memiliki tingkat sensitivitas dan spesifitas sedang (moderate).
Pada kultur yang terbukti positif, uji Widal yang menunjukkan nilai negatif bisa mencapai 30 persen.

Beberapa keterbatasan uji Widal ini adalah:
1. Negatif Palsu
Pemberian antibiotika yang dilakukan sebelumnya (ini kejadian paling sering di negara kita, demam –> kasih antibiotika –> nggak sembuh dalam 5 hari –> tes Widal) menghalangi respon antibodi.
Padahal sebenarnya bisa positif jika dilakukan kultur darah.

2. Positif Palsu
- Beberapa jenis serotipe Salmonella lainnya (misalnya S. paratyphi A, B, C) memiliki antigen O dan H juga, sehingga menimbulkan reaksi silang dengan jenis bakteri lainnya, dan bisa menimbulkan hasil positif palsu (false positive).
Padahal sebenarnya yang positif kuman non S. typhi (bukan tifoid).
- Beberapa penyakit lainnya : malaria, tetanus, sirosis, dll.

Pada daerah yang endemik seperti Indonesia (apalagi Jakarta, bagi yang hobi makan gado-gado, ketoprak ) ditentukan nilai batas minimal pada populasi normal.
Sehingga kemungkinan seseorang menderita demam tifoid sangat besar pada nilai minimal titer tertentu.

Diagnosa Pasti : GAL CULTURE ( waktu yg dibutuhkan : +/- 1 minggu ).

CARIER
Sulit untuk menghilangkan sifat ‘carrier’ (titer antibodi dalam darah kita menjadi negatif), mengingat Indonesia endemik tifoid.
Tapi ini tidak masalah. Yang penting tidak jatuh sakit. (rudy-infokesehatan.blogspot.com)

Read More >>
Copyright © Analis Kesehatan