Prinsip pemeriksaaan Protein Urine
Untuk menyatakan adanya protein urin berdasarkan pada timbulnya kekeruhan yang mana percobaan dengan pemberian suatu asam akan lebih mendekatkan ketitik isoelektriks dari protein. Pemanasan selanjutnya untuk mengadakan denaturasi sehingga terjadi presipitasi yang dinilai secara semikuantitatif.
Tujuan pemeriksaaan Protein Urine
Menentukan adanya protein dalam urin secara semi kuantitatif
Prosedur pemeriksaaan Protein Urine
1. Dengan Asam Sulfosalysyl 20%
- Siapkan dua buah tabung reaksi . Tabung I nanti akan digunakan untuk kontrol (diisi dengan urine saja)
- Tabung II diisi 2 ml urine ditambahkan 8 tetes Asam Sulfosalysyl 20%
- Panaskan tabung diamati adanya kekeruhan
2. Dengan Asam Acetat 6%
- Siapkan dua buah tabung reaksi . Tabung I nanti akan digunakan untuk kontrol (diisi dengan urine saja)
- Tabung II diisi 2 ml urine ditambahkan 4 tetes Asam Acetat 6%
- Panaskan tabung diamati adanya kekeruhan
3. Test Heller
Prinsip pemeriksaan : adanya protein urine dapat bereaksi denga HNO3 pekat dan akan membentuk cincin putih
Prosedur pemeriksaan
- 1 ml HNO3 pekat dimasukkan tabung reaksi
- tambahkan urine pelan-pelan lewat dinding tabung reaksi
- Jika dalam urin terdapat protein maka akan terbentuk cincin putih
Interpretasi hasil
(-) Tidak ada kekeruhan
(+) Ada kekeruhan ringan tanpa ada butir. Kadar protein ± 0,001 - 0,05 %
(++) Kekeruhan mudah dilihat tampak butir-butir. Kadar proten ± 0,05 - 0,2 %
(+++) Urin jelas keruh dan berkeping-keping . Kadar protein ± 0,2 - 0,5 %
(++++) Urin sangat keruh dan berkeping-keping besar/ bergumpal. Kadar protein > 0,5%
Catatan :
- Syarat urine yang digunakan harus jernih
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar